Contohnyayaitu: نحو وَهَبَنِيْ اللهُ فِدَاءَ الْمُخْلِصِيْنَ Allah menjadikanku sebagai tebusan bagi orang-orang yang ikhlash Ketentuan Af'al at-Tahwil Fi'il-fi'il yang disebutkan di atas me- nashab- kan dua maf'ul jika fi'il-f'il tersebut bermakna "صَيَّرَ" ( merubah/menjadikan) yang menunjukkan pada perubahan situasi atau keadaan.

العفو AL-‘AFUWW YANG MAHA PEMAAF DALIL Nama Allah Al’Afuw telah disebutkan oleh Allah didalam Al-qur’an pada beberapa tempat, diantaranya ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِØÙ’لِ مَا عُوقِبَ بِهِ ØÙÙ…َ٠بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَÙهُ اللَÙهُ Û— إِنَ٠اللَÙهَ لَعَفُوٌ٠غَفُورٌ “Demikianlah barang siapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita, kemudian ia dianiaya lagi, pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Pengampun “. QS. Al-Hajj 60 MAKNA Al-‘Afuww bermakna superlatif yaitu bahwa Allah banyak memaafkan. Sedangkan kata Al-‘Afw berarti memaafkan dosa-dosa dan tidak membalas orang-orang yang berbuat salah. Al-Asma al-Husna 282 Al-‘Afuww adalah Dzat yang menghapuskan kejelekan serta mengampuni kemaksiatan. Makna ini lebih dekat kepada makna Al-Ghofur tetapi Al-‘Afuww lebih kuat dan mendalam lagi. Karena pengampunan itu mengisyaratkan kepada penutupan, sedangkan Al-‘Afwu mengisyaratkan kepada penghapusan, dan penghapusan dosa lebih mendalam maknanya daripada penutupan. Ini jika keduanya digandengkan dalam satu ucapan. Adapun kalau dipisahkan, maka salah satunya menunjukan akan makna yang lainnya. Fiqih Asmaul Husna 232 DO’A IBADAH Beberapa do’a ibadah yang dapat kita ambil pelajaran dari nama Allah Al-‘Afuww ini diantaranya adalah Allah menyuruh untuk memaafkan. Sebagai contoh Allah menyuruh Abu Bakar As-Shiddiq untuk memaafkan ketika beliau bersumpah untuk tidak memberi nafkah lagi kepada salah satu kerabatnya yang bernama Misthah bin Utsatsah setelah dia mencemarkan kehormatan anaknya, ‘Aisyah dalam kasus Haditsatul ‘Ifki menyebarnya berita dusta bahwa ‘Aisyah berselingkuh dengan seorang sahabat yang bernama Shofwan ketika keduanya pulang dari suatu peperangan. Tetapi Allah menjernihkan kasus ini sebagaimana yang terdapat dalam surat An-Nur ayat 11-26 bahwa Aisyah bersih dari tuduhan dusta tersebut. Kemudian Allah menurunkan ayat untuk menasehati Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا Û— أَلَا تُحِبُÙونَ أَن يَغْفِرَ اللَÙهُ لَكُمْ Û— وَاللَÙهُ غَفُورٌ Ø±ÙŽÙØ­ÙÙŠÙ…..…. “…Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .” 22 Maka setelah turun ayat ini, Abu Bakar memaafkan Misthah dan tetap memberikan nafkah kepadanya. Allah akan membalas maaf dengan maaf yang lebih besar kepada orang yang suka memberi maaf kepada orang lain. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 149 أَوْ تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَ٠اللَÙهَ كَانَ Ø¹ÙŽÙÙÙˆÙ‹ÙØ§ قَدِيرًا…….. “……. Atau memaafkan sesuatu kesalahan orang lain , maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha QS. An-Nisa 149 Imam As-Sa’di berkata Allah akan memaafkan dari keburukan badan kalian, harta kalian dan berpalingnya kalian dari-Nya, maka mohon maaflah kalian kepada-Nya, sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis amalan yang telah dilakukannya. Barang siapa memaafkan orang lain karena Allah, maka Allah akan memaafkannya, dan barang siapa berbuat baik kepada orang lain, maka Allah akan berbuat baik kepadanya. Oleh karena itu Allah berfirman “Maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa” yaitu Allah akan memaafkan kesalahan-kesalahan hamba-hamba-Nya dan mengampuni dosa-dosa besar mereka, Allah akan membiarkan turun penutupnya terhadap mereka, kemudian Allah akan memaafkan mereka dengan pemaafan yang sempurna yang bersumber dari kekuasaan-Nya. Taisiir Kariim A-Rahman Fii Tafsiir Kalam Al-Mannan 212 Do’a ibadah yang berikutnya adalah Allah mengampuni banyak dosa dan kesalahan. Jika Allah menyiksa manusia karena setiap kesalahan yang mereka lakukan, tentu Dia akan menghancurkan makhluk-Nya dan melenyapkan keberadaan mereka. Sebagaimana firman-Nya وَلَوْ يُؤَاØÙØ°Ù اللَÙهُ Ø§Ù„Ù†ÙŽÙØ§Ø³ÙŽ بِظُلْمِهِم Ù…ÙŽÙØ§ تَرَكَ عَلَيْهَا مِن Ø¯ÙŽØ§Ø¨ÙŽÙØ©Ù وَلَٰكِن يُؤَØÙÙرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ Ù…ÙÙØ³ÙŽÙ…Ù‹ÙÙ‰ “ Andai Allah menghukum manusia kerena kezhalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya dimuka bumi sesuatu pun dari makhluk tetapi Allah mengakhirkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan” 61 Tetapi karena maaf-Nya yang besar, Allah menutupi dosa hamba-hamba-Nya didunia, tidak membukakannya didepan umum, tidak menyiksa mereka secara langsung ketika melakukan dosa, dan akan menutupi sebagian besar dosa hamba-hamba-Nya diakhirat kelak. Maha Suci Allah, sungguh Agung dan mulianya Dia. Sungguh agung maaf dan ampunan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah Al-‘Afuww menjadikan maaf dari seseorang kepada orang lain dalam kondisi dia mampu untuk membalas kesalahan orang tersebut kepadanya sebagai perkara yang paling dekat dengan ketaqwaan. Sebagaimana firman-Nya وَأَن تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَÙقْوَىٰ…… “…Dan maaf kalian lebih dekat dengan ketaqwaan….” QS. Al-Baqarah 237 Maka tidaklah seseorang memberikan maaf kepada orang lain yang berbuat salah atau jahat kepadanya dalam kondisi dia mampu untuk membalasnya baik secara kekuatan ataupun kedudukan melainkan ia akan mendapatkan kemuliaan. Karena maaf itu merupakan jalan menuju kemuliaan, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda وما زاد الله عبدا بعفو Ø¥Ù„Ø§Ù Ø¹Ø²ÙØ§ “ Dan tidaklah Allah menambahkan bagi seorang hamba yang pemaaf, melainkan HR. Muslim 6757 DO’A MASALAH Diantara do’a permohonan yang dapat kita amalkan dengan nama Al-‘Afuww ini adalah sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada ‘Aisyah ketika beliau bertanya kepada Rasulullah apa yang harus diucapkan oleh seseorang ketika dia mendapatkan malam lailatul qodar pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan? Maka Rasulullah mengajarkan kepada ‘Aisyah agar memperbanyak do’a berikut اللهم إنك عفو٠تحب العفو فاعف عني “ Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau mencintai maaf, maka maafkanlah HR. At-Tirmidzi 3855, Ibnu Majah 3982 dan di shahihkan oleh Al-Albani Kemudian salah satu do’a yang diajarkan Rasulullah ketika beliau bangun malam adalah اللهم أعوذ برضاك من Ø³ØØªÙƒ وبمعافتك من عقوبتك “ Wahai Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan ridho-Mu dari benci-Mu dan dengan maaf-Mu dari HR. Muslim 486 Demikian semoga bermanfaat. Washollallahu ‘Ala Nabiyina Muhammad Wa’ala Alihi Wasohbihi Wasallam. Penulis Adep Baehaki, Lc

soaljawab ke 61-62: apa contoh-contoh sifat al af'al atau perbuatan allah azzawajal dari ayat-ayat al-qur'an? apa contoh-contoh sifat al af'al atau perbuatan allah azzawajalla dari sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam?
Secara bahasa Arab Af'alul khomsah berarti fi'il yang lima, Pengertian af'alul khomsah adalah setiap fi'il mudhori' yang bersambung dengan alif tasniyah, wawu jamak dan ya' mu'annas mukhotobah. afa'alul khomsah atau fi'il yang lima itu sebagai berikut يَفْعَلَانِ artinya dia berdua laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلَانِ artinya Kamu berdua laki-laki sedang mengerjakanيَفْعَلُوْنَ artinya Mereka laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلُونَ artinya Kalian laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلِيْنَ artinya kalian wanita sedang mengerjakanAf'alul Khomsah bisa mempunyai tanda i'rob nashob dan i'rob jazm dengan membuang huruf nun yang berada di akhir katanya, karena terdapatnya amil nawashib yang menashobkan dan amil jawazim yang menjazmkan af'alul Contoh Af'alul Khomsah di dalam Al Qur'anBerikut adalah 20 contoh af'alul khomsah yang terdapat di dalam al qur'an, adapun warna kuning kami berikan kepada lafadz yang menunjukkan af'alul khomsah supaya memudahkan di dalam mempelajari dan memahaminya. وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Artinya "Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."" QS. Al-Baqarah Ayat 30 ta'lamuuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al baqoroh ayat 30. فَمَنْ تَبِـعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ Artinya ",,, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."" QS. Al-Baqarah Ayat 38 yahzanuuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al baqoroh ayat 38وَلَكُمْ فِيْهَا جَمَا لٌ حِيْنَ تُرِيْحُوْنَ وَحِيْنَ تَسْرَحُوْنَ Artinya "Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan." QS. An-Nahl Ayat 6 tasharuuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat an Nahl ayat 6وَاَ لْقٰى فِى الْاَ رْضِ رَوَا سِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَ نْهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ Artinya "Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, dan Dia menciptakan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk," QS. An-Nahl Ayat 15 tahtaduuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat an Nahl ayat 15وَمَا بِكُمْ مِّنْ نّـِعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِ لَيْهِ تَجْئَرُوْنَ Artinya "Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." QS. An-Nahl Ayat 53 taj'aruuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat an Nahl ayat 53 وَيَجْعَلُوْنَ لِمَا لَا يَعْلَمُوْنَ نَصِيْبًا مِّمَّا رَزَقْنٰهُمْ ۗ تَا للّٰهِ لَـتُسْـئَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُوْنَ Artinya "Dan mereka menyediakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka, untuk berhala-berhala yang mereka tidak mengetahui kekuasaannya. Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan." Yaj'aluuna, ya'lamuuna dan taftaruuna contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat an Nahl ayat للّٰهُ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَ حْيَا بِهِ الْاَ رْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يَةً لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ Artinya "Dan Allah menurunkan air hujan dari langit dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mendengarkan pelajaran." QS. An-Nahl Ayat 65 Yasma'uuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat an Nahl ayat 65 ۚ فَمَا الَّذِيْنَ فُضِّلُوْا بِرَآ دِّيْ رِزْقِهِمْ عَلٰى مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُهُمْ فَهُمْ فِيْهِ سَوَآءٌ ۗ اَفَبِنِعْمَةِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ Artinya "tetapi orang yang dilebihkan rezekinya itu tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama merasakan rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?" QS. An-Nahl Ayat 71 Yajhaduuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat an Nahl ayat 71فَلَعَلَّكَ بَا خِعٌ نَّـفْسَكَ عَلٰۤى اٰثَا رِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَـدِيْثِ اَسَفًا Artinya "Maka barangkali engkau Muhammad akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini Al-Qur'an." QS. Al-Kahf Ayat 6 Lam yu'minuu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 6, di mana asalnya adalah yu'minuuna, karena ada huruf lam, sehingga menjadi i'rob jazm dengan membuang huruf nun pada lafadz yu'minuunaفَقَا لُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ لَنْ نَّدْعُوَاۡمِنْ دُوْنِهٖۤ اِلٰهًـا لَّـقَدْ قُلْنَاۤ اِذًا شَطَطًا Artinya lalu mereka berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran."" QS. Al-Kahf Ayat 14, lan nad'uwa adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 14, di mana asalnya adalah nad'uwana, karena ada huruf lan, sehingga menjadi nashhob dengan membuang huruf اِنْ يَّظْهَرُوْا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوْكُمْ اَوْ يُعِيْدُوْكُمْ فِيْ مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوْۤا اِذًا اَبَدًا Artinya "Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempari kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya."" QS. Al-Kahf Ayat 20. In yadharuu dan lan tuflihuu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 20, di mana asalnya adalah yadharuuna dan tuflihuuna, karena ada huruf lan dan in, sehingga menjadi nashob dengan tandanya membuang huruf يَقُوْلُ نَا دُوْا شُرَكَآءِيَ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ مَّوْبِقًا Artinya "Dan ingatlah pada hari ketika Dia berfirman, "Panggillah olehmu sekutu-sekutu-Ku yang kamu anggap itu." Mereka lalu memanggilnya, tetapi mereka sekutu-sekutu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan neraka." QS. Al-Kahf Ayat 52. falam yastajiibuu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 52, di mana asalnya adalah yastajiibuuna, karena ada huruf lam, sehingga mempunyai tanda i'rob jazm dengan tandanya membuang huruf الْمُجْرِمُوْنَ النَّا رَ فَظَنُّوْۤا اَنَّهُمْ مُّوَا قِعُوْهَا وَ لَمْ يَجِدُوْا عَنْهَا مَصْرِفًا Artinya "Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya." QS. Al-Kahf Ayat 53 lam yajiduu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 53, di mana asalnya adalah yajiduuna, karena ada huruf lam, sehingga mempunyai tanda i'rob jazm dengan tandanya membuang huruf nunوَمَا مَنَعَ النَّا سَ اَنْ يُّؤْمِنُوْۤا اِذْ جَآءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّاۤ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَ وَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَا بُ قُبُلًا Artinya "Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali keinginan menanti datangnya hukum Allah yang telah berlaku pada umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata." QS. Al-Kahf Ayat 55 an yu'minuu dan yastaghfiruu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 55, di mana asalnya adalah yu'minuuna dan yastaghfiruuna, karena ada huruf an, sehingga mempunyai tanda nashob dengan tandanya adalah membuang huruf nun ۗ بَلْ لَّهُمْ مَّوْعِدٌ لَّنْ يَّجِدُوْا مِنْ دُوْنِهٖ مَوْئِلًا Artinya "Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu untuk mendapat siksa yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya." QS. Al-Kahf Ayat 58 lan yajiduu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 58, di mana asalnya adalah yajiduuna, karena ada huruf lam, sehingga mempunyai tanda i'rob nashob dengan tandanya membuang huruf nun حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمَا قَوْمًا ۙ لَّا يَكَا دُوْنَ يَفْقَهُوْنَ قَوْلًا Artinya "Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan." QS. Al-Kahf Ayat 93 yafqohuuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 93,اَفَحَسِبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنْ يَّتَّخِذُوْا عِبَا دِيْ مِنْ دُوْنِيْۤ اَوْلِيَآءَ ۗ اِنَّاۤ اَعْتَدْنَا جَهَـنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ نُزُلًا Artinya "Maka apakah orang kafir menyangka bahwa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sungguh, Kami telah menyediakan Neraka Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir." QS. Al-Kahf Ayat 102 an yattakhidzuu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 102, di mana asalnya adalah yattakhidzuuna, karena ada huruf an, sehingga mempunyai tanda i'rob nashob dengan tandanya membuang huruf nun اَ لَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا Artinya "Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya." QS. Al-Kahf Ayat 104 yahsabuuna adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Kahf ayat 104,كُلَّمَاۤ اَرَا دُوْۤا اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ اُعِيْدُوْا فِيْهَا وَذُوْقُوْا عَذَا بَ الْحَرِيْقِ Artinya "Setiap kali mereka hendak keluar darinya neraka karena tersiksa, mereka dikembalikan lagi ke dalamnya. Kepada mereka dikatakan, "Rasakanlah azab yang membakar ini!"" QS. Al-Hajj Ayat 22 an yakhrujuu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Hajj ayat 22, di mana asalnya adalah yakhrujuuna, karena ada huruf an, sehingga mempunyai tanda i'rob nashob dengan tandanya membuang huruf nun ٱلَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَا رِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّاۤ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗ وَلَوْلَا دَ فْعُ اللّٰهِ النَّا سَ بَعْضَهُمْ بِبَـعْضٍ Artinya "yaitu orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, ,, QS. Al-Hajj Ayat 40. An yaquuluu adalah contoh af'alul khomsah di dalam al qur'an surat al Hajj ayat 40, di mana asalnya adalah yaquuluuna, karena ada huruf an, sehingga mempunyai tanda i'rob nashob dengan tandanya membuang huruf nun
CONTOHPERBENDAHARAAN KATA ARAB DALAM PENDIDIKAN SYARIAH ISLAMIAH Setiap kejadian yang berlaku di alam ini dengan kehendak dan iradat Allah. 2 Af'al al-'Ibad Setiap perbuatan dan tindakan manusia bergantung kepada usaha dan ikhtiar manusia sendiri. 3 'Asabah Ahli waris yang menerima harta pusaka si mati yang tidak ditentukan kadarnya.
Tauhid merupakan dasar umat Islam. Kepercayaan bahwa Allah adalah Tuhan yang satu dan merupakan satu-satunya diakui oleh semua mukmin tanpa ada pertentangan akan hal itu. Namun semua itu perlu pengenalan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah. Dalam memasuki pintu keTuhanan menjadi hal yang mendalam yaitu mengenal zat, sifat, af’al dan asma’ ALLah Taala. Perlu diingat juga bahwa segala perbuatan apapun yang terjadi dan berlaku di dalam alam ini pada hakikatnya adalah Af’al Perbuatan Allah ta’ala. A. DZAT “Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan kecuali “Aku”, maka, sembahlah “Aku” Qs At Thoha 14 ayat ini menyebutkan “pribadinya” atau dzat Allah, kalimat….sembahlah “Aku”…Dzat Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah. Sama halnya manusia ada, karena Allah dan dzat-Nya ada. Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi merupakan satu perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain. Sangat berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu tercipta karena adanya akibat dari adanya dzat Allah. Semua ada karena dzat yang maha Qadim. Dzat Allah SWT memiliki sifat-sifat yaitu 20 Sifat Allah yang wajib, sifat yang mustahil bagi Allah SWT, dan sifat yang ada pada dzat Allah. B. SIFAT Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20. C. AF’AL Af’al Allah adalah perbuatan Allah. Bahwa segala yang ada di dunia ini termasuk manusia adalah Af’al perbuatan Allah SWT. Adanya bumi, langit, manusia, malaikat, jin, surga, neraka dan yang lainnya merupakan Af’al Allah yang disediakan oleh Allah untuk manusia. Cara musyahadah menyaksikan tauhid af’al yaitu Melakukan syuhud memandang/menyaksikan dan menanamkan keyakinan dalam hati bahwa segala perbuatan yang menurut kita baik dan jahat itu semua dari Allah.“Allah yang menjadikan kamu dan apa yang kamu perbuat.” ash shoffat 96 Perbuatan yang terjadi digolongkan pada Baik pada bentuk rupa dan isi hakekatnya seperti iman dan taat. Buruk pada bentuk rupa namun baik pada pengertian isi hakekat seperti kufur dan perlu digaris bawahi bahwa tidak akan ada perbuatan buruk pada diri manusia jika manusianya sendiri tidak melakukan hal yang buruk pada dirinya sendiri. D. ASMA Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 “Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. Asmaaul husna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Ia berkait dengan sifat dan af’al. dimana secara umum kita mengenal 99 nama Allah. Bahwa manusia hanya mampu dan hanya boleh mengenal sifat, af’al, dan Asma Allah saja. Dzat Allah tidak akan pernah mampu dicapai oleh pemikiran manusia terpintar sekalipun.“Fikirkanlah olehmu sifat ALLah dan jangankamu memikirkan akan zatNya”.Allah meliputi segala sesuatu Al fushilat 54 adalah kesempurnaan .. dzat , sifat, asma, dan af’al

Adanyabumi, langit, manusia, malaikat, jin, surga, neraka dan yang lainnya merupakan Af'al Allah. Firman Allah : "Allah yang menjadikan kamu dan apa yang kamu perbuat." (QS. ash shaffat : 96). Ketahuilah bahwa untung baik (seperti beriman) dan untung jahat (seperti kafir) semuanya sudah ditetapkan oleh Allah.

– Af’alul khomsah adalah lima fi’il mudhari’ yang memiliki karakteristik khusus dalam hukum i’rabnya sehingga menjadi pembagian sendiri dalam penjelasan kalimat fi’il Bahasa Arab. Yang perlu diperhatikan, jangan sampai tertukar dengan istilah asmaul khomsah. Afalul khomsah = fi’il yang lima. Asmaul khomsah = isim yang lima. Karena sama-sama menggunakan istilah khomsah, banyak pemula yang tertukar saat menyebutkan keduanya. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut apa itu afalul khomsah beserta contohnya, yuk simak penjelasannya berikut ini. Secara bahasa Secara bahasa, afalul khamsah الأفعال الخمسة terdiri dari dua kata الأفعال dan الخمسة. الأفعال merupakan jamak taksir dari lafadz الفعل yang berarti kalimat-kalimat fi’il. GUNAKAN PROMO INI SEBELUM KEHABISAN .... Sedangkan kata الخمسة berarti yang lima. Dengan demikian, secara bahasa, afalul khomsah berarti fi’il-fi’il yang limat. Secara istilah Adapun menurut istilah ilmu nahwu, definisi afalul khomsah yaitu sebagai berikut الأفعال الخمسة هي كل فعل مضارع اتّصل به ألف الاثنين، أو واو الجماعة، أَو يَاء المخاطبة Af’alul khomsah adalah setiap fiil mudhari’ yang bersambung dengannya alif tatsniyah, atau wawu jamak, atau ya’ mukhotobah.kitab An-Nahwu At-Tathbiqiyy Macam Macam Afalul Khomsah gambar tabel macam macam af’alul khomsah Dilihat dari pengertiannya, af’alul khomsah bisa dibagi menjadi 3 kelompok besar Alif tatsniyah Afalul khomsah dari alif tatsniyah ada dua macam يَفْعَلَانِ dan تَفْعَلَانِ. Keduanya berasal dari dhomir huma dan antuma. Lihat tabel berikut ini NoDhomirAfalul KhomsahArtinya1lk2-هُمَايَفْعَلَانِMereka berdua laki-laki sedang/akan mengerjakan2pr-هُمَاتَفْعَلَانِMereka berdua perempuan sedang/akan mengerjakan3اَنْتُمَاتَفْعَلَانِKalian berdua bisa laki/perempuan sedang/akan mengerjakanTabel afalul khomsah dari alif tatsniyah Perhatikan kata تَفْعَلَانِ. INGIN PINTAR BERBAHASA ARAB? BELI BUKUNYA DENGAN HARGA PROMO DI SINI Kata tersebut bisa digunakan untuk mereka berdua perempuan, dan bisa juga untuk kamu berdua baik laki-laki maupun perempuan. Wawu Jamak Pembagian af’alul khomsah yang kedua, yang diikuti dengan wawu jamak. Ada dua macam juga. Berasal dari dhomir hum dan antum. Lihat tabel berikut untuk lengkapnya NoDhomirAfalul KhomsahArtinya1هُمْيَفْعَلُوْنَMereka laki-laki sedang/akan mengerjakan2اَنْتُمْتَفْعَلُوْنَKalian laki-laki sedang/akan mengerjakanTabel afalul khomsah dari wawu jama’ah Baca jamak mudzakkar salim. Ya Mukhotobah Yang terakhir, satu fi’il mudhari’ yang diikuti ya’ mukhotobah. Berasal dari dhomir anti اَنْتِ. Yaitu تَفْعَلِيْنَ. Artinya kamu perempuan sedang/akan mengerjakan. Sebutkan Af’alul Khomsah Apa Saja! Setelah mengetahui pembagiannya, maka bisa kita ringkas, 5 fi’il mudhori’ yang disebut dengan afaalul khomsah yaitu يَفْعَلَانِ contohnya contohnya contohnya contohnya contohnya تَكْتُبِيْنَ. Silakan hafalkan 5 fi’il mudhari’ di atas agar nanti lancar saat menentukan i’rabnya. 5 Kondisi di atas adalah kondisi saat marfu’. Hukum I’rab Af’alul Khomsah Alamat i’rob af’alul khomsah yaitu sebagai berikut Alamat rofa’ af’alul khamsah adalah bitsubutin-nun dengan tetapnya nun. Contohnya الْمُسْلِمُوْنَ يُصَلُّوْنَ فِي الْمَسْجِدِ. Para lelaki muslim sedang sholat di khamsah saat nashob ditandai dengan membuang nun. Contohnya الْمُسْلِمُوْنَ لَنْ يُصَلُّوْا فِي السَّفِيْنَةِ. Para lelaki muslim tidak akan sholat di khamsaat saat jazm ditandai dengan membuang nun. لَمْ يُصَلُّوْا. Saat nashob dan jazm, nun dibuang. Saat rofa’, nun tetap ada. Pembagian Af’alul Khomsah Afalul khomsah bisa juga dibagi menjadi 3 yaitu Bentuk ma’lum Yaitu yang berbentuk kata kerja aktif. Bisa diartikan me-. Contohnya يَنْصُرَانِ، تَنْصُرَانِ، يَنْصُرُوْنَ، تَنْصُرُوْنَ، تَنْصُرِيْنَ Artinya menolong. Contohnya dalam bentuk kalimat. الْمُسْلِمَانِ يَنْصُرَانِ أَخَاهُمَا Dua orang muslim menolong saudara mereka berdua. Bentuk majhul Berbentuk kata kerja pasif. Artinya di-. يُنْصَرَانِ، تُنْصَرَانِ، يُنْصَرُوْنَ، تُنْصَرُوْنَ، تُنْصَرِيْنَ Artinya ditolong. Contohnya dalam kalimat الْمُسْلِمَانِ يُنْصَرَانِ. Penjelasan Af’alul Khomsah Lanjutan Alif tatsniyah, wawu jamak, dan ya mukhotobah pada afalul khomsah, ada kalanya menjadi fa’il, naibul fa’il, dan isimnya kaana. Menjadi fa’il, jika dalam bentuk ma’lum, seperti يَجْلِسُوْنَ, mereka laki-laki naibul fa’il, dalam bentuk majhul, seperti يُكْتَبُوْنَ, mereka laki-laki isimnya kaana, seperti يَكُوْنَانِ، يَكُوْنُوْنَ، تَكُوْنِيْنَ. Contoh Kalimat Af’alul Khomsah Contoh dibentuk dari fiil madhi Berikut ini contoh afalul khomsah beserta artinya NoFiil MadhiAf’alul KhomsahMa’lumAf’alul KhomsahMajhulArtinya1ضَرَبَيَضْرِبُوْنَيُضْرَبُوْنَMemukul/Dipukul2اَخْرَجَيُخْرِجَانِيُخْرَجَانِMengeluarkan/Dikeluarkan3عَلَّمَتُعَلِّمُوْنَتُعَلَّمُوْنَMengajar/Diajar4اَكْرَمَتُكْرِمَانِتُكْرَمَانِMemuliakan/Dimuliakan5قَرَأَيَقْرَأُوْنَيُقْرَأُوْنَMembaca/Dibaca6اَذْهَبَتُذْهِبِيْنَتُذْهَبِيْنَMenghilangkan/Dihilangkan7مَنَعَيَمْنَعُوْنَيُمْنَعُوْنَMencegah/Dicegah8اَنْزَلَيُنْزِلُوْنَيُنْزَلُوْنَMenurunkan/Diturunkan9سَأَلَتَسْأَلُوْنَتُسْأَلُوْنَBertanya/Ditanya10عَرَفَيَعْرِفُوْنَيُعْرَفُوْنَMengetahui/DiketahuiTabel contoh afalul khomsah Contoh dalam Al Qur’an Berikut ini contoh-contoh afalul khomsah di dalam Al Qur’an beserta surat dan ayatnya Marfu’ Surat Al Baqarah ayat 75 اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ. Maka apakah kamu Muslimin sangat mengharapkan mereka akan percaya al Maidah ayat 37 يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنَ النَّارِ. Mereka ingin keluar dari Ar-rahman ayat 6 وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ. Dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk kepada-Nya.Surat Hud ayat 73 قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ. Mereka para malaikat berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah?Surat Hud ayat 18 اُولٰۤىِٕكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ. Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan al ahqaf ayat 17 وَهُمَا يَسْتَغِيْثٰنِ اللّٰهَ. Lalu kedua orang tuanya itu memohon pertolongan kepada Allah. Manshub Surat Al Baqoroh ayat 75 اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا al Maidah ayat 37 يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنَ Al Kahfi ayat 82 ۚفَاَرَادَ رَبُّكَ اَنْ يَّبْلُغَآ اَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَۚ. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Majzum Surat As-shaffat ayat 29 قَالُوْا بَلْ لَّمْ تَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَۚ. Pemimpin-pemimpin mereka menjawab, “Tidak, bahkan kamulah yang tidak mau menjadi orang At-Tahrim ayat 10 فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا. Tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari siksaan Al Qashash ayat 7 وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ. Dan janganlah engkau takut dan jangan pula bersedih hati. Beri’rab jazm karena didahulu laa nahiyah. Baca juga Alamat nashob jamak muannats salim. Akhir Kata Setelah membaca artikel ini, mudah-mudahan kamu bisa menjawab, apa yang dimaksud afalul khomsah, bisa sebutkan macam dan contohnya, serta bisa menentukan i’rab yang tepat. Demikian materi penjelasan lengkap tentang af’alul khomsah kali ini. Silakan dishare jika materi ini bermanfaat. Baca juga isim ghoiru munshorif.
Dalamcontoh 'مَا أَحْسَنَ الْعِلْمَ', muta'ajjab minhu-nya adalah 'الْعِلْمَ'. Hukum muta'ajjab minhu pada shighot 'مَا أَفْعَلَ' adalah maf'ul dari af'ala sehingga ia dibaca nashab. Adapun hamzah dari af'ala itu untuk menunjukkan arti ta'diyah. Sehingga makna dari 'مَا أَحْسَنَ الْعِلْمَ' adalah 'شَيْءٌ جَعَلَهُ حَسَنًا' (sesuatu itu menjadikan ilmu bagus).
Pada artikel ini saya akan membahas tentang af’alul muqarabah, yakni kumpulan fi’il yang beramal berfungsi seperti amalnya fungsinya kana, yakni merafa’kan mubtada’ dan menashabkan khobar. Pengertian Af’alul Muqarabah أَفْعَالُ الْمُقَارَبَةِ هِيَ أَفْعَالٌ نَاقِصَةٌ تَدْخُلُ عَلَى الْجُمْلَةِ الْإِسْمِيَّةِ فَتَرْفَعُ الْمُبْتَدَأَ وَيُسَمَّى اِسْمَهَا وَتَنْصِبُ الْخَبَرَ وَيُسَمَّى خَبَرَهَا Artinya Af’alul muqarabah adalah fi’il naqis yang masuk kejumlah ismiyah, berfungsi untuk merafa’kan mubtada’ kemudian ia disebut isimnyaisim kada wa akhwatuha dan menashabkan khobar kemudian ia disebut khobarnyakhobar kada wa akhwatuha. Macam macam af’alul muqarabah Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab mutammimah al ajurumiyyah fi ilmil arobiyyah bahwa af’alul muqarabah ada 3 macam, yang dibagi berdasarkan tujuan penggunaanya 1. Yang digunakan untuk menunjukkan dekatnya khobar Hampir كَادَ Hampir كَرَبَ Hampir أَوْشَكَ 2. yang digunakan untuk menunjukkan harapan terhadap khobar Semoga عَسَى Semoga حَرَى Semoga اِخْلَوْلَقَ 3. Yang digunakan untuk menunjukkan permulaan syuru’ Memulai طَفِقَ Memulai عَلِقَ Memulai أَنْشَأَ Memulai أَخَذَ Memulai جَعَلَ Catatan 1. khobar af’alul muqarabah di atas kada wa akhwatuha harus berupa fi’il mudhori’ jumlah fi’liyah. 2. حَرَى dan إِخْلَوْلَقَ harus disambung dengan أن seperti pada contoh nomor 7,8, dan 9. 3. af’al syuru’ yakni jenis af’al muqarabah yang ketiga harus kosong tidak tersambung dari أن, seperti pada contoh nomor 10,11,12,13, dan 14. 4. kebanyakan عَسَى dan أَوْشَكَ tersambung dengan أن seperti pada contoh nomor 4,5, dan 6. 5. kebanyakan كَادَ dan كَرَبَ tidak tersambung dengan أن seperti pada contoh nomor 1, 2, dan 3. Contoh Af’alul Muqarabah Berikut ini beberapa contoh af’alul muraqabah di atas كَادَ الْمَطَرُ يُغْرِقُ الْمَدِيْنَةَ 1 Hujan hampir membanjiri kota يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ 2 Kilat hampir menyambar penglihatan mereka كَرَبَ مُحَمَّدٌ يَجْلِسُ 3 Muhammad hampir duduk أَوْشَكَ الرَّجُلُ أنْ يَفُوْزَ بِالْجَائِزَةِ الْأُوْلَى 4 Lelaki itu hampir mendapatkan hadiah utama عَسَى الْوَلَدُ أَنْ يَنْجَحَ 5 Semoga anak itu berhasil عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ 6 Semoga Allah mengampuni mereka حَرَى الطَّالِبُ أنْ يَدْرُسَ 7 Semoga siswa itu belajar حَرَى زَيْدٌ أَنْ يَقُوْمَ 8 Semoga zaid berdiri إِخْلَوْلَقَتِ السَّمَاءُ أَنْ تُمْطِرَ 9 Semoga turun hujan طَفِقَ مُحَمَّدٌ يَنَامُ 10 Muhammad mulai tidur عَلِقَ مُحَمَّدٌ يَأْكُلُ السَّمَكَ 11 Muhammad mulai makan ikan أَنْشَأَ السَّائِقُ يَقُوْدُ السَّيَّارَةَ 12 Sopir mulai mengendarai mobil أَخَذَ سَالِمٌ يَكْتُبُ 13 Salim mulai menulis جَعَلَ مُحَمَّدٌ يَتَكَلَّمُ 14 Muhammad mulai berbicara I’rab Af’alul Muqarabah Saya akan memberikan satu contoh bagaimana mengi’rab af’alul muqarabah كَادَ الْمَطَرُ يُغْرِقُ الْمَدِيْنَةَ كَادَ فعل ماض ناقص مبني على الفتح Kada fi’il madhi naqis mabni alal fathi. المَطَرُ اسم كاد مرفوع وعلامة رفعه الضمة Al mathoru isim kada marfu’ dan tanda rafa’nya adalah dhommah. يغرق فعل مضارع مرفوع لتجرده من الناصب والجازم وعلامة رفعه الضمة والفاعل ضمير مستتر تقديره هو Yugriqu fi’il mudhori’ marfu’ karena kosong dari amil nashab dan amil jazm, tanda rafa’nya adalah dhommah. الْمَدِيْنَةَ مفعول به منصوب وعلامة نصبه الفتحة، والجملة الفعلية في محل نصب خبر كاد Al madinata maf’ul bih manshub dan tanda nashobnya adalah fathah. Jumlah fi’liyah menempati tempatnya nashob sebagai khobar kada. Itulah pembahasan mengenai af’alul muqarabah, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita tentang bahasa arab. Referensi 1. 2. mutammimah al ajurumiyyah fi ilmil arabiyyah KalauAllah menghendaki untuk tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis. Maka kekufuran orang yang kafir, keimanan orang yang beriman, semuanya terjadi kerana ketentuan, takdir, keinginan dan kehendakNya. Dan Allah menghendaki semuanya itu dan mentakdirkannya. Namun Allah meridhai keimanan dan membenci kekufuran dan kemaksiatan. Aqidah Ahlul Sunnah Dalam Bab Af'al Al-Ibad OLEH Abu Amru Radzi Othman AQIDAH AHLUL SUNNAH DALAM BAB AF'AL AL IBAD Ahlul Hadis tidak berpendapat seperti Qadariyah yang kemudian diwarisi oleh Mu'taazilah lalu akhirnya diikuti oleh Maturidiyah Samarkhand yang didirikan oleh Imam Maturidi. Tidak juga mengikut ajaran Jabariyah yang kemudiannya dianut oleh Asyaariyah dan kemudian Maturidiyah Bukhara. Untuk mengetahui bagaimana keyakinan Asli Ahlul Sunnah dalam bab Perbuatan Manusia atau Af'al al Ibad, maka boleh dilihat pada beberapa kitab aqidah ulama salaf as soleh dan khususnya kitab Imam Al Bukhari dengan tajuk Khalqu Af'al Al Ibad. Pernah terjadi dalam catatan sejarah dan ini diakui oleh seluruh penganut Asyaariyah bahawa Qadi mereka pernah memenjarakan anak murid Ibnu Taimiyyah iaitu Al Hafiz Al Mizzi kerana beliau mengajarkan kitab Imam Al Bukhari tersebut di Masjid Besar Umawiyah di Damsyik! Ketika mana Al Mizzi membacakan dan mengajar masyarakat Damsyik terhadap aqidah Ahlul Sunnah yang beliau petik dari Amirul Mukminin fil Hadis iaitu Imam Al Bukhari maka para penganut Asyaariyah berkata "Al Mizzi sedang membantah paham kita" maka mereka melaporkan kepada Qadi lantas Al Mizzi dipenjara! Syeikul Islam Imam Ismail As Shabuni berkata dalam kitab aqidahnya yang berjodol Aqidah Salaf Ashabul Hadis pada bab Keyakinan Ahlul Sunnah Wal Jamaah Bahawa Perbuatan Hamba Adalah Makhluk "Diantara keyakinan Ahlul Sunnah Wal Jamaah dalam masalah perbuatan hamba , bahawasanya perbuatan hamba adalah makhluk Allah Ta'ala. mereka tidak berselisih tentang masalah ini dan mereka tidak menganggap termasuk dari Ahlul Sunnah dan orang yang beragama dengan benar bagi orang yang mengingkari dan menolak pendapat ini" Kemudian pada bab Kehendak Allah Azza Wajalla, Imam As Shabuni menulis "Demikian juga termasuk mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bahawa Allah azza wa jalla berkehendak atas semua amal perbuatan hamba-hamba-Nya, yang baik maupun yang jelek. Tidak ada seorang pun yang beriman kecuali dengan kehendakNya. Dan tidak ada seorangpun yang kafir kecuali dengan kehendakNya. Jika Allah menghendaki, nescaya Allah jadikan mereka satu umat, sebagaimana firman Allah "Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya..” Yunus 99 Kalau Allah menghendaki untuk tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis. Maka kekufuran orang yang kafir, keimanan orang yang beriman, semuanya terjadi kerana ketentuan, takdir, keinginan dan kehendakNya. Dan Allah menghendaki semuanya itu dan mentakdirkannya. Namun Allah meridhai keimanan dan membenci kekufuran dan kemaksiatan. Allah berfirman "Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan iman kamu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, nescaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu" Az-Zumar 7 Aqidah Salaf Ashabul Hadis Oleh itu ASWJ menetapkan bahawa perbuatan manusia secara hakikatnya adalah dilakukan oleh manusia itu sendiri, bukannya Allah. Kerana itu Imam As Shabuni berkata bahawa perbuatan manusia adalah makhluk. Sesungguhnya manusia memiliki kemahuan dan manusia telah dibekali oleh Allah dengan daya untuk berbuat sesuatu. Kemudian Allah telah memberikan manusia pilihan untuk membuat perbuatan yang baik dan buruk. Walaupun Allah memberikan kebebasan manusia untuk memilih, namun Allah tetap berkeinginan agar manusia berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan, kerananya Allah mengingatkan manusia akan balasan syurga dan neraka. Namun yang menentukan adalah diri manusia dimana manusia akan menurut kemahuannya sendiri. Beruntunglah jika kemahuan manusia itu selari dengan kemahuan Allah. Dalam bahasa yang mudah, manusia mempunyai masyiah kehendak serta qudrah kemampuan, demikian juga bahawa Allah memiliki masyiah kehendak serta qudrah kemampuan, namun manusialah yang akan menentukan perbuatan yang akan dia lakukan. Namun perlu diketahui dan diyakini bahawa kehendak serta kemampuan manusia akan terjadi dengan masyiah kehendak serta qudrah kemampuan Allah. Allah berfirman "bagi siapa di antara kamu yang mahu menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam" QS. at-Takwir 28-29 Dengan demikian, adalah sesat pendapat orang yang mengatakan bahawa manusia itu terpaksa atas perbuatannya, tidak mempunyai iradah kemahuan dan qudrah kemampuan. Sesat pula pendapat orang yang mengatakan bahawa manusia dalam perbuatannya ditentukan oleh kemauan serta kemampuannya, kehendak serta takdir Allah tidak ada pengaruhnya sama AHLUL HADIS WAL ATSAR DALAM MASALAH TAQDIR Prinsip 1Beriman bahawa Allah mengetahui segala sesuatu secara global mahupun terperinci baik yang terkait dengan perbuatan-Nya mahupun perbuatan para hamba-Nya. Kita juga wajib mengimani bahawa Allah telah menulis hal itu di Lauh Mahfuzh. Prinsip 2Beriman bahawa seluruh yang terwujud dengan kehendak Allah, baik yang berkaitan dengan perbuatan-Nya mahupun perbuatan makhluk-Nya. Prinsip 3Beriman bahawa seluruh yang ada, zatnya, sifatnya, dan geraknya diciptakan oleh Allah. Prinsip 4Beriman kepada takdir tidak menafikkan kehendak dan kemampuan manusia. Di sinilah perbezaan antara Ahlul Sunnah dengan Asyaariyah dan golongan sesat yang lain. Prinsip 5Beriman kepada takdir bukan alasan untuk meninggalkan kewajiban atau untuk mengerjakan maksiat. Prinsip 6Keimanan yang benar terhadap takdir Allah memiliki buah yang baik bagi pelakunya. Diantara buahnya adalah Bersabar ketika musibah melanda dan bersyukur ketika mendapat nikmat. Sedar bahawa kejayaan atau keburukan semuanya diatas kehendak dan takdir Allah Mengetahui bahawa kemaksiatan yang dia lakukan akan dibalas dosa dan kebaikan yang dia lakukan akan diberi pahala ___________________________ ~ Abu Amru Radzi Othman ~ Lajnah Makalah Agama _____________________________
Diantara nama Allah yang perlu di fahami ialah nama al-Awwal, al-Akhir, azh-Zhahir dan al-Bathin. Empat nama di antara nama-nama Allah yang sangat indah. Empat nama ini ditambah nama al-'Alim terkumpul pada Al-Qur'an, surah al-Hadid ayat 3, yaitu firman-Nya: هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلأَخِرُ وَالظَّاهِرُ
Pandanglah pada sekalian alam dan pada diri kita, semuanya itu Wahdaniyah Af`al keesaan Perbuatan Allah. Artinya, tiada yang memperbuat sekalian alam dan diri kita melainkan satu yang punya perbuatan, yaitu Allah Ta`ala. Sekalian perbuatan yang berlaku di dalam alam ini ada perbuatan yang baik, seperti iman dan taat. Ada juga perbuatan yang jahat, seperti kafir dan maksiat. Ada juga perbuatan mubasyarah, yaitu perbuatan yang disertai usaha atau ikhtiar, seperti gerak pena pada orang yang menulis. Ada juga perbuatan tawallud, yaitu perbuatan yang terjadi dari perbuatan mubasyarah, seperti terjadinya tulisan oleh orang yang menulis. Semua yang ada itu, yang diterangkan di atas, sumber perbuatan itu adalah dari perbuatan Allah Ta`ala yang mengadakannya. Pandanglah dengan haqqul yaqin, barulah kita bisa mendapatkan makrifat wahdaniyah Af`al Allah. Apabila makrifat wahdaniyah Af`al Allah tetap kekal, fana` sirna-lah akan sekalian af`al makhluk. Kalau sudah fana` af`al makhluk kepada Af`al Allah, lepaslah kita dari syirik khafi halus, ujub, riya, sum`ah, dan sebagainya. Inilah orang ahli tauhid yang sebenarnya. Mufakat makrifatnya dengan Quran dan hadis serta ijma ulama. Firman Allah خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَوَٱللَّهُ Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. Shaffat 96 قُلۡ كُلٌّ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ‌ۖ فَمَالِ هَـٰٓؤُلَآءِ ٱلۡقَوۡمِ لَا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ حَدِيثً۬ا Katakanlah "Semuanya [datang] dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu [orang munafik] hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? an-Nisa78 Sabda Nabi Saw. “Tidak bergerak satu zarah pun selain dengan izin Allah.” Kata Sayyidina Umar bin al-Farid “Jikalau terlintas di dalam hatiku suatu kehendak akan yang lain selain Allah atas hatiku, jika dengan lupa sekalipun, niscaya aku hukumkan diriku ini murtad.” Sudah nyatalah sekaliannya dengan firman, hadis, dan perkataan para sahabat bahwa makrifat ahlussunnah wal jama`ah menyatakan usaha atau ikhtiar makhluk tidak memberi bekas. Artinya, usaha atau ikhtiar makhluk tidak bisa mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Makhluk sekali-kali tidak mempunyai perbuatan karena tidak bisa meng-ada-kan yang tidak ada menjadi ada. Hanya perbuatan Tuhan saja yang bisa meng-ada-kan dari tidak ada menjadi ada. Adapun yang ada pada sekalian alam ini tetap Af`al Allah Ta`ala karena wahdaniyah Af`al Allah itu tidak kamuttasil dan kamunfasil. Kamuttasil artinya berbilang-bilang atau bersuku-suku. Kamunfasil artinya berpecah-pecah atau berbagi-bagi. Segala perbuatan makhluk tidak bisa becerai dengan Yang Punya Perbuatan, tetaplah Perbuatan Allah juga yang mengadakan pada diri makhluk. Oleh sebab itu yang ada pada makhluk hanya sebatas usaha atau ikhtiar yang tidak memberi bekas sama sekali. Itulah sebabnya pada diri makhluk berlaku hukum syara`. Barang siapa mengusahakan Perintah `Amr Allah Ta`ala dibalas dengan surga, sedangkan yang mengusahakan Larangan Nahi Allah Ta`ala dibalas dengan neraka. Maka dalam hidup ini janganlah kita melampaui syariat Nabi Muhammad Saw. atau syariat Muhammadiyah. Jika melampaui, bisa menjadi kafir zindik. Seperti kata Sultanul Awliya Abdul Qadir al-Jailani “Tiap-tiap hakikat yang tiada disertai syariat, maka zindik.” Kata Imam Junayd al-Burdadi “Barang siapa mengetahui ilmu fikih, yaitu ilmu syariat dengan tiada mengetahui ilmu tasawuf, yaitu ilmu hakikat, sesungguhnya orang itu fasik dan barang siapa mengetahui ilmu tasawuf, yaitu ilmu hakikat dengan tidak mengetahui ilmu fikih, yaitu syariat, sesungguhnya orang itu zindik. Barang siapa mempunyai kedua ilmu itu, yaitu fikih dan tasawuf atau syariat dan hakikat, sesungguhnya orang itu tauhid yang sebenarnya mukmin yang sebenarnya." Kata ulama tasawuf “Bermula syariat dengan tiada hakikat adalah hampa dan hakikat dengan tiada syariat adalah batal". Dalam menjalani hidup ini berpeganglah dengan adab yang sempurna. Pahamilah pengertian syariat dan hakikat. Janganlah kita sandarkan segala kejahatan kepada Allah atau menghina Allah Ta`ala. Seperti kita berbuat jahat, yakni berzina dan berbuat keharaman dan meringan-ringankan syariat. Pada hakikatnya, semua hukum syara` itu Allah Swt. yang membuatnya. Jika kamu lalu melimpahkan semuanya Allah Ta`ala yang berbuat, pendapat seperti ini menjadikan kekafiran. Wajib atas kita mengamalan adab yang difirmankan Allah Swt. مَّآ أَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةٍ۬ فَمِنَ ٱللَّهِ‌ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ۬ فَمِن نَّفۡسِكَ‌ۚ Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari [kesalahan] dirimu sendiri. an-Nisa79 Dari firman di atas, nyatalah Allah tidak bersifat zalim terhadap hamba-Nya dan tidak boleh kita sandarkan kejahatan pada Allah dan kita tuduh Alah juga yang berbuat kejahatan. Wajib kita memelihara diri agar tidak tergelincir menjadi kaum yang sesat, yaitu kaum yang mengi`tikadkan perbuatan hamba disandarkannya semua pada Allah. Dari firman di atas, terbagilah umat menjadi empat kaum, yaitukaum Qadariyah, yakni kaum yang mengi`tikadkan segala perbuatan hamba semuanya dari kuasa qudrat hamba yang baharu dan perbuatan hamba itu memberi bekas. Kaum seperti ini adalah kaum yang lalai, tidak dipandangnya qudrat yang ada pada dirinya itu sebagai karunia dari Qudrat Allah Ta`ala. kaum Jabariyah, yakni kaum yang mengi`tikadkan segala perbuatan hamba semuanya dari Allah Ta`ala dan dalam keyakinan mereka hamba tidak ada sama sekali. Usaha atau ikhtiar hamba hanya seperti bulu yang diterbangkan oleh angin tidak ada apa-apanya. Semuanya disandarkan pada Allah Ta`ala sehingga dia membunuh orang pun dikatakannya Allah yang membunuh. Mereka pun tidak memakai hukum syara` lagi. Inilah kafir zindik. kaum Ahlussunah wal jama`ah, yakni kaum yang mengi`tikadkan semua perbuatan hamba itu dari Allah, yang ada pada hamba hanya usaha atau ikhtiar yang tidak bisa memberi bekas, artinya tidak bisa mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Semua yang menentukan, yang ada pada hamba hanya usaha atau ikhtiar. kaum Ahlul Kasyaf, yaitu kaum yang dianugerahi Allah Ta`ala terbuka dinding rahasia alam sehingga mereka memandang dengan sebenar-benarnya fil hakiki dengan pandangan makrifat dan zauq wajidan. Jika kita senantiasa memusyahadahkan segala perbuatan yang ada pada sekalian alam dengan cara yang telah diterangkan di atas hingga fana-lah af`al makhluk pada Af`al Allah Ta`ala. Inilah orang ahli tauhid yang sebenarnya dan memperoleh dua nikmat. وَلِمَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. ar-Rahman 46Surga pertama adalah surga ma`rifatullah pengenalan akan Tuhan di alam dunia. Surga kedua adalah surga yang ada di akhirat. Ketahuilah maqam kedudukan tauhidul Af`al itu, yaitu maqam terendah dari segala maqam orang arif billah, tetapi dengan maqam yang di bawah inilah kita bisa sampai pada maqam yang lebih tinggi. Maqam inilah yang mula-mula dianugerahkan Allah Ta`ala pada seorang salik dan seorang yaitu orang yang bersungguh-sungguh berjuang dalam ibadah dengan riyadah pelatihan dan mujahadah kesungguhan serta mengamalkan segala wirid yang diijazahkan gurunya. Majzub, yaitu orang yang dikaruinai Allah Ta`ala dengan tiba-tiba memperoleh makrifat tauhidul af`al, tauhidul asma, tauhidul shifat, dan tauhidul zat tanpa berbuat ibadah dari petunjuk dan ijazah guru, melainkan semata-mata dari petunjuk Allah Ta`ala. Sementara itu ada pula orang arif billah, yaitu orang yang mengenal Allah Ta`ala dan mengenali dirinya dan dapat membedakan antara Khalik dan makhluk sehingga sempurna musyahadah-nya penyaksiannya pada Allah Ta`ala. Adam Troy Effendy By Published 2014-02-17T205100+0700 Makrifat Mengesakan Af`al Allah [Kitab Makrifat Ahlullah] 5 411 reviews
AllahSWT berfirman yang tertuang di dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 103: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang
Pada artikelini saya akan membahas af’al khomsah fi’il yang berjumlah 5. Fi’il ini dibahas dalam bab tersendiri karena mempunyai tanda i’rab khusus yang berbeda dengan fi’il yang lainnya. Pengertian Af’alul khomsah Secara bahasa, af’alul khomsah adalah fi’il yang berjumlah 5. Adapun secara istilah, af’alul khomsah adalah sebagai berikut الأَفْعَالُ الْخَمْسَةُ هِيَ كُلُّ فِعْلٍ مُضَارِعٍ اِتَّصَلَتْ بِهِ أَلِفُ الْإِثْنَيْنِ أَوْ وَاوُ الْجَمَاعَةِ أَوْ يَاءُ الْمُخَاطَبَةِ Artinya Af’alul khomsah adalah semua fi’il mudhori yang bersambung dengan alif tasniyah, atau wawul jamak wawu yang menunjukkan jamak atau ya’ mukhotobah yang menunjukkan mu’annats Macam-Macam Af’alul Khomsah Dari pengertian diatas, kita bisa tahu bahwa af’al khomsah berasal dari fi’il mudhori yang bersambung dengan alif tasniyah, wawu jamak, dan ya’ mukhotobah, yang semuanya berjumlah 5, yakni sebagai berikut يَفْعَلَانِ 1 تَفْعَلَانِ 2 يَفْعَلُوْنَ 3 تَفْعَلُوْنَ 4 تَفْعَلِيْنَ 5 Jadi semua fi’il mudhori’ yang mengikuti wazan-wazan timbangan di atas disebut af’alul khomsah. Misalnya kita akan membuat af’alul khomsah dari kata ضرب, نصر, جلس, ذهب, dan كتب. يَضْرِبَانِ 1 تَضْرِبَانِ 2 يَضْرِبُوْنَ 3 تَضْرِبُوْنَ 4 تَضْرِبِيْنَ 5 يَنْصُرَانِ 1 يَنْصُرُوْنَ 2 تَنْصُرَانِ 3 تَنْصُرُوْنَ 4 تَنْصُرِيْنَ 5 يَجِلِسَانِ 1 يَجْلِسُوْنَ 2 تَجْلِسَانِ 3 تَجْلِسُوْنَ 4 تَجْلِسِيْنَ 5 يَذْهَبَانِ 1 تَذْهَبَانِ 2 يَذْهَبُوْنَ 3 تَذْهَبُوْنَ 4 تَذْهَبِيْنَ 5 يَكْتُبَانِ 1 تَكْتُبَانِ 2 يَكْتُبُوْنَ 3 تَكْتُبُوْنَ 4 تَكْتُبِيْنَ 5 Contoh Af’alul khomsah dalam kalimat الطَّالِبَانِ يَذْهَبَانِ إلَى الْمَدْرَسَةِ 1 2 siswa pergi kesekolah الطَّالِبَتَانِ تَذْهَبَانِ إِلَى الْمَدْرَسَةِ 2 2 siswi pergi kesekolah الرِّجَالُ يُصَلُّوْنَ فِي الْمَسْجِدِ 3 Para lelaki shalat di masjid أنْتُمْ تَأْكُلُوْنَ الفَاكِهَةَ 4 Kalian makan buah أَنْتِ تَأْكُلِيْنَ السَّمَكَ 5 Kamu makan ikan Contoh Af’alul Khomsah Dalam Al Qur’an AYAT SURAT NO الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ Al Baqarah 3 1 yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib dan melaksanakan shalat يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا Al Baqarah 9 2 Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ Al Baqarah 9 3 Padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ Al Baqarah 11 4 Dan apabila dikatakan kepada mereka “janganlah berbuat kerusakan dibumi” صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ Al Baqarah 18 5 Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ Al Baqarah 22 6 Maka janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ Al Baqarah 24 7 Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan pasti tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ Al Baqarah 26 8 Adapun orang-orang yang beriman, mereka mengetahui bahwa itu kebenaran dari tuhan mereka كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ Al Baqarah 28 9 Bagaimana kamu ingkar kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Dia menghidupkanmu I’rab Af’alul khomsah Af’alul khomsah menerima 3 i’rab sebagaimana fi’il mudhari’ pada umumnya juga menerima tiga i’rab, yakni rafa’, nashob, dan jazm. Af’alul khomsah jika beri’rab rafa’ maka tandanya adalah tsubutun nun tetapnya huruf nun yang berada diakhir kata. Jika beri’rab nashob atau jazm, maka tandanya adalah hadzfun nun menghapus huruf nun yang berada di akhir kata. Contohnya adalah الطَّالِبَانِ يَذْهَبَانِ إلَى الْمَدْرَسَةِ 1 2 siswa itu pergi ke sekolah الطَّالِبَانِ لَنْ يَذْهَبَا إلَى الْمَدْرَسَةِ 2 2 siswa itu tidak akan pergi kesekolah لَا تَذْهَبَا إلَى الْمَدْرَسَةِ 3 Kalian berdua jangan pergi kesekolah Pada contoh pertama af’alul khomsah يَذْهَبَانِ beri’rab rafa’, maka tandanya adalah tsubutun nun tetapnya huruf nun yang berada di akhir kata. Pada contoh kedua af’alul khomsah يَذْهَبَا beri’rab nashob karena bersambung dengan amil nashob yakni لَنْ, maka tandanya adalah hadzfun nun menghapus huruf nun yang berada di akhir kata. Pada contoh ketiga af’alul khomsah يَذْهَبَا beri’rab jazm karena bersambung dengan amil jazm yakni لَا, maka tandanya adalah hadzfun nun menghapus huruf nun yang berada di akhir kata. Agar lebih mudah dipahami, berikut ini saya akan berikan contoh cara mengi’rab af’alul khomsah الطَّالِبَانِ يَذْهَبَانِ إلَى الْمَدْرَسَةِ الطالبان مبتدأ مرفوع وعلامة رفعه الألف لانه من الإسم المثنى At thalibani mubtada’ marfu’ dan tandanya adalah alif karena ia isim mutsanna يذهبان فعل مضارع مرفوع لتجرده من الناصب والجازم وعلامة رفعه ثبوت النون والألف الإثنين مني على السكون في محل رفع فاعل Yadzhabani fi’il mudhori’ marfu’ karena kosong dari amil nashob dan amil jazm, tandanya adalah tsubutun nun, dan alif tasniyah mabni alas sukun menempati tempatnya rafa’ sebagai fa’il. إلى حرف الجر مبني على السكون Ilaa huruf jar mabni alas sukun المدرسة اسم المجرور مجرور وعلامة جره الكسرة Al madrosati isim majrur, beri’rab jar dan tandanya adalah kasroh. Cukup sekian pembahasan tentang af’alul khomsah, semoga bisa dipahami dan bermanfaat bagi segenap pembaca semua.
VRpA.
  • dcme7ccjg5.pages.dev/259
  • dcme7ccjg5.pages.dev/426
  • dcme7ccjg5.pages.dev/296
  • dcme7ccjg5.pages.dev/253
  • dcme7ccjg5.pages.dev/11
  • dcme7ccjg5.pages.dev/206
  • dcme7ccjg5.pages.dev/293
  • dcme7ccjg5.pages.dev/248
  • contoh af al allah